Rabu, 14 Maret 2018

Senjata Tradisional Kalimantan Barat



1. Senjata Tradisional Sipet Sipet adalah bahasa Dayak untuk menyebutkan senjata tiup bernama sumpit. Senjata ini terdiri dari 2 bagian, sipet atau selongsong yang terbuat dari bambu atau kayu berongga, serta damek atau anak sumpit. Selongsong sipet umumnya memiliki panjang sekitar 1,5 sampai 2,5 meter. Sementara rongga di bagian tengah ukurannya antara 0,35 sampai 0,75 cm. Kayu dan rongga sipet harus lurus 100% untuk membuat tembakan menjadi akurat. Selongsong sipet digunakan dengan damek sebagai anak sumpitnya. Damek terbuat dari bambu atau kayu yang tajam berukuran kecil. Untuk keperluan perburuan atau perang, mata damek yang tajam biasanya diberi bisa racun yang terbuat dari getah pohon ipuh. Getah racun ini sangat mematikan. Bila damek beracun melukai seekor harimau dewasa, maka harimau tersebut biasanya akan mati dalam waktu kurang dari 10 menit. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Barat telah terbiasa menggunakan senjata ini sejak zaman nenek moyangnya dahulu. Mereka terutama kaum pria akan sangat piawai melakukan tembakan dengan senjata sederhana ini. akurasi tembakan yang tinggi ditambah teknik meniup dan membidik yang mumpuni membuat banyak tentara Belanda di masa silam sangat gentar bila harus berperang melawan mereka. 



2. Senjata Tradisional Lonjo Selain damek, masyarakat Dayak di Kalimantan Barat juga mengenal ragam senjata tradisional lainnya. Salah satunya adalah lonjo. Lonjo adalah semacam tombak dengan mata yang sangat runcing. Lonjo kerap dibawa ketika berburu untuk melumpuhkan hewan buruan dalam jarak dekat. Pada mata lonjo ini, kerap pula ditambahkan racun supaya daya serang senjata semakin fatal. Senjata tradisional Kalimantan Barat ini kadang juga dilengkapi dengan tangkai yang berongga. Tangkai tersebut bisa difungsikan sebagai pengganti selongsong sipet bila dalam keadaan terdesak.

3. Senjata Tradisional Telawang Telawang merupakan senjata yang biasanya digunakan sebagai pelengkap mandau. Bukan untuk menyerang, senjata ini justru digunakan untuk melindungi diri dari pukulan lawan. Telawang tak ubahnya seperti perisai biasa yang terbuat dari kayu ringan tapi kuat. Ukuran lebarnya antara 30 sd 50 cm dengan panjang 1 sd 1,5 meter. Perisai telawang dilengkapi pegangan di bagian dalamnya dan ukiran di bagian luarnya. Ukiran-ukiran di luar telawang inilah yang menjadi daya tarik tersendiri. Bentuknya yang etnik dan khas membuat tak sedikit wisatawan domestik yang datang membawanya sebagai kenang-kenangan

4. Senjata Tradisional Mandau Masyarakat Dayak Kalimantan Barat memiliki nenek moyang yang sama dengan masyarakat Dayak di Provinsi lainnya di Kalimantan. Tak heran bila kemudian mereka mengenal mandau sebagai salah satu alat pertahanan diri. Mandau khas Kalimantan memang sangat terkenal. Bersama telawang, ia kerap dikoleksi oleh para kolektor senjata. Mandau Kalimantan Barat dibuat dari bahan logam kelas satu yang ditempa sedemikian rupa hingga memiliki satu mata bilah yang tajam. Gagangnya dibuat dari tulang tanduk rusa, cula babi, dan tulang hewan buruan lainnya, sementara serangkanya terbuat dari kayu yang diukir. Pada bagian gagang, biasanya terdapat pula hiasan bulu burung, rambut manusia, atau serat alam sebagai penanda kepemilikan.

   Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB Akbid. AKBID Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi : www.akbiduk.ac.id
Akbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah Yogyakarta.
http://adat-tradisional.blogspot.com/2017/03/senjata-tradisional-kalimantan-barat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar